SDGs Poin 6: Akses Air Bersih dan Sanitasi

 Akses Air Bersih dan Sanitasi



Pengertian Akses Air Bersih dan Sanitasi

Akses air bersih dan sanitasi atau clean water and sanitation merupakan poin ke-6 pada tujuan pembangunan berkelanjutan. Poin ini membahas mengenai ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua. Akses air bersih merupakan cara yang terhubung untuk mendapatkan air bersih yang aman dan layak untuk diminum. Akses ini termasuk ke cara mendapatkan air minum yang layak dan aman dari sumber air di sekitar seperti sungai, mata air, danau, dan lain sebagainya. Akses juga dapat diartikan sebagai akses teknologi untuk menjamin ketersediaan air minum. Perkembangan teknologi yang semakin maju dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan air bersih dari sungai yang kotor sekalipun. Sedangkan sanitasi menurut Merriam Webster merupakan promosi kebersihan dan pencegahan penyakit dengan pemeliharaan kondisi sanitasi, seperti pembuangan limbah dan sampah. 


Seberapa Pentingkah Air Bagi Kehidupan?

Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting. Dilansir dari Sciencetific American, yaitu Alan D Lieberson seorang dokter medis di New York, Amerika Serikat, menjelaskan bahwa ketahanan seseorang hidup tanpa makanan dan minuman sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. "Durasi bertahan tanpa makanan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti berat badan, variasi genetik, dan berbagai pertimbangan kesehatan lainnya. Namun, yang paling penting adalah ada atau tidaknya dehidrasi," kata Alan. Manusia dapat hidup setidaknya maksimal 40 hari tanpa makanan, mengutip sebuah artikel di "British Medical Journal" yang dikutip dari sebuah laporan penelitian. Namun, seseorang hanya dapat bertahan hidup tanpa minum selama 100 jam pada suhu ruangan normal (25 C), kata Piantadosi yang tertulis di Bussiness Insider Singapura.


Kenyataan Air di Beberapa Negara

Pentingnya air bagi kehidupan menuai pro kontra dari berbagai negara. Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang termasuk mendapatkan kemudahan untuk memperoleh air, walaupun di beberapa daerah kesulitan untuk mendapatkan air bersih dan layak minum. Di Pakistan misalnya, para ibu-ibu harus rela untuk menempuh jarah 5 - 6 kilometer setiap 3 kali sehari untuk mengambil air dengan menggendong pot yang berisikan air. Perempuan di Pakistan membayar sangat mahal karena water crisis di negara mereka. Water crisis menyebabkan cacat permanen pada tubuh seperti patah tulang bagian kaki hingga pincang seumur hidup. Dan ketika mereka tidak mempunyai pilihan karena sakit, maka mereka akan mengirimkan anak-anak untuk mengambil air. Hal itu akan menghambat anak-anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Seharusnya mereka belajar, bersekolah, atau sekedar mengerjakan tugas sekolah, tetapi mereka harus mengambil air dengan jarak yang jauh setiap harinya. Membawa air di kepala juga dapat menghambat pertumbuhan mereka. 

"Krisis air membuat hidup kita menjadi semakin sulit, karena krisis air bersih anak-anak menjadi mudah terserang penyakit yang disebabkan oleh parasit seperti diare, infeksi cacing/cacingan, tipoid, dan hepatitis A", kata salah satu warga di Pakistan yang diwawancarai oleh tabayaorg. Selain sakit secara fisik, mereka juga menderita sakit secara mental, seperti mental disorders


Permasalahan yang Timbul Karena Krisis Air

Permasalahan air bersih tidak hanya sekedar bisa mengonsumsi air bersih dan mendapatkan sanitasi yang layak, atau semua hal yang terkait dengan teknologi untuk memperolehnya. Namun, ternyata ada banyak masalah yang akhirnya terkait karena air adalah penyebab masalah-masalah itu timbul. Permasalahan tersebut seperti kesehatan fisik dan mental, tumbuh kembang anak, bahkan bila dilihat secara lebih luas akan mempengaruhi kemajuan suatu negara. 

Jutaan orang meninggal setiap tahunnya karena penyakit yang disebabkan oleh air, sanitasi, dan kebersihan yang tidak aman untuk dikonsumsi. Itu pula yang akhirnya membunuh jutaan anak di bawah 5 tahun yang berkontribusi untuk malnutrition and stunting. Setiap tahun, 300.000 anak yang berusia di bawah 5 tahun meninggal karena diare. Lebih dari 4,2 miliar orang tidak memiliki layanan sanitasi yang layak dan 2,2 miliar orang dari seluruh dunia tidak memiliki layanan air minum yang dikelola dengan aman.


Memilih Berpoligami Karena Kemarau Panjang

Yang menjadi poin penting permasalahan yang mungkin diangkat di banyak negara berkaitan dengan air adalah kesetaraan gender. Beberapa negara yang sulit mendapatkan air selain Pakistan ada di India. India atau dikenal sebagai Negara Anak Benua, pada tahun 2019 diberitakan ada seorang lelaki yang terpaksa poligami karena kemarau panjang. Perbuatan ini dilarang oleh agama Hindu dan Budha. Lelaki itu melakukan larangan karena terpaksa supaya ada yang  mengambil air, apalagi ketika seorang istri sedang mengandung dan tidak bisa mengambil air. Kisah ini diambil dari  seorang lelaki yang bernama Baghat, seorang lelaki yang beristri tiga. Kisah ini terjadi di sebuah kampung yang bernama Denganmal yag teletak di negeri Mahastra, barat India. Daerah terpencil yang hanya dihuni oleh 500 orang penduduk. Tidak ada pipa yang terpasang sehingga itu menjadikannya sebagai salah satu daerah yang kekurangan air di India. Orang di sana berjalan 12 jam per harinya pulang pergi untuk mengambil air dengan membawa pot berat. Dan masalah ini semakin menjadi karena Denganmal terletak di kawasan panas, kering, dan kemarau selalu datang. Krisis air semakin parah ketika kemarau dan hal ini menjadikan larangan tersebut menjadi sebuah keterpaksaan yang harus mau tidak mau dilakukan demi bertahan hidup. Perkawinan itu merupakan satu-satunya yang dapat dilakukan untuk bertahan dari kemarau panjang dan menjaga kehormatan seorang perempuan apabila tidak dinikahi maka akan menimbulkan nama buruk dalam masyarakat.

Apakah seorang perempuan rela dimadu? Tidak ada perempuan manapun yang ingin dimadu. Namun ini adalah suatu hal yang jika tidak dilakukan maka akan kesulitan untuk bertahan hidup. Keterpaksaan itu akhirnya menjadi salah satu concern kesetaraan gender karena krisis air dan menjadi salah satu isu utama yang diangkat. 


Isu Kesetaraan Gender Karena Krisis Air

"The water crisis is personal for women. The burden of collecting water disproportionately falls on women and girls. Their fatal efforts, searching for water to meet their and their families’ daily water and sanitation needs, means privation from educational and financial opportunities, put them at a disadvantage to men and boys," caption dari tayabaorg dalam instagramnya yang menampilkan tentang women and water.

Kesetaraan gender bukanlah merupakan satu-satunya masalah yang disebabkan oleh krisis air bersih. Krisis air lebih berbahaya dari terorisme, ini adalah salah satu slogan yang di angkat oleh tayabaorg yang ditampilkan dalam instagramnya. Manusia normal umumnya membutuhkan air untuk minum rata-rata dua hingga tiga liter per hari. Bagaimana jadinya apabila manusia bertahan hidup tanpa asupan air selama beberapa hari sampai beberapa minggu. Hal ini tentunya pertanyaan yang retoris. Fakta ini sungguh memprihatinkan karena semua makhuk hidup membutuhkan air, layaknya hewan dan tumbuhan. 


Manusia Telah Merusak Sumber Air

Di planet ini tersedia 70% air di mana 3%nya hanya air tawar, sementara sisanya adalah air laut atau air asin. Betapa sedikitnya air tawar yang merupakan kebutuhan dasar dari seluruh makhluk hidup yang tinggal di bumi. Ketersediaan air tawar ini cenderung tetap dan kebutuhan akan air itu makin hari makin meningkat karena lonjakan penduduk Bumi. Yang memprihatinkan lagi adalah keberadaan sumber air semakin langka akibat dari kian meningkatnya pencemaran yang disebabkan oleh banyaknya sektor industri yang kurang memperhatikan lingkungan dan mengeksploitasinya secara semena-mena dan tidak bertanggung jawab. 

Kita dapat melihat contoh yang nyata di dalam bumi Nusantara. Kondisi sungai-sungai yang beralih fungsi menjadi tong sampah. Bahkan baru-baru tahun 2019, Kali Item menjadi salah satu sungai yang tercemar dan menjadi sangat bau yang berada di Jakarta. Menurut catatan Greenpeace Indonesia, berton-ton bahan kimia beracun dan berbahaya sengaja dibuang ke sungai setiap tahunnya. Jika air merupakan sumber penting bagi kehidupan makhluk hidup yaotu kita sendiri contoh kecilnya, maka sudah seharusnya penting bagi kita untuk menjaga kelestarian lingkungan terutama air. Sudah seharusnya kita semakin peduli terhadap kelestarian air dengan cara memberi perhatian lebih terhadap sumber-sumber air bersih yang ada di lingkungan sekitar kita. 





Langkah Menjaga Sumber Air yang Tersisa

Kita bisa melakukannya dengan cara menggunakan air secara bijak dan efisien serta menjaga dan memelihara lingkungan dimana merupakan sumber air untuk dijaga kebersihannya. Akan ada masa mendatang, generasi selanjutnya akan menjadi penerus yang bergantung sepenuhnya pada ketersediaan sumber air yang layak dan memadai, dimana kitalah yang sedari awal harus melestarikan dan menjaganya secara baik dan benar agar generasi berikutnya dapat menggunakannya. 

Berikut adalah upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga ketersediaan air bersih:

1) Menggunakan air bersih dengan bijak dan seperlunya saja

2) Tidak mencemari sumber air, sungai, danau, atau laut dengan bahan-bahan kimia

3) Tidak membuang sampah sembarangan

4) Melakukan penghijauan di sekitar rumah dan tepi-tepian sungai atau danau

5) Melakukan reboisasi

6) Pembuatan waduk 

7) Menyediakan tempat penyimpanan air

8) Menutup keran ketika sedang tidak digunakan 

9) Mengecek pipa secara berkala

10) Memaksimalkan kapasitas mesin cuci

11) Menampung air hujan untuk dimanfaatkan sebagai kepentingan rumah tangga seperti menyiram tanaman

12) Gunakan toilet dengan 2 tipe flush

13) Jangan buang air sisa rebusan, karena bisa digunakan untuk menyiram tanaman

14) Pertimbangkan menggunakan shower

15) Mendaur ulang barang bekas


Faktor-faktor yang dapat menyebabkan krisis air bersih antara lain:

1) Over populasi yang diikuti dengan pertumbuhan industri. Lahan resapan air akan semakin sedikit karena dijadikan gedung, maka dapat mebgurangi cadangan air yang ada di dalam tanah

2) Merusak alam seperti mengeksploitasi hutan berlebihan tanpa diimbangi dengan reboisasi

3) Perubahan iklim dapat mengubah pola cuaca dan air di seluruh dunia, menyebabkan kekurangan dan kekeringan di beberapa daerah dan merupakan penyebab banjir

4) Konflik yang berkepanjangan seperti Palestina dan Pakistan mengakibatkan kelangkaan air. Peperangan dapat menyebabkan polusi air yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang berbahaya yang digunakan dalam senjatanya

5) Sistem pertanian yang tidak efisien menyebabkan 60% air terbuang karena irigasi yang bocor dan lahan pertanian yang mengandung pestisida dan pupuk yang hanyut terbawa air dapat menyebabkan polusi air

6) Polusi air yanng terjadi karena pestisida, dan lain sebagainya.


Sumber:

Faradiba, N. (2022, March 25). 7 Cara Menghemat Air, Upaya Menyelamatkan Ketersediaan Air Bersih. https://www.kompas.com/sains/read/2022/03/25/063200423/7-cara-menghemat-air-upaya-menyelamatkan-ketersediaan-air-bersih

Gischa, S. (2022, February 17). Upaya yang Bisa Dilakukan Untuk Menjaga Ketersediaan Air Bersih. https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/15/064000169/upaya-yang-bisa-dilakukan-untuk-menjaga-ketersediaan-air-bersih

Khoiri. (2020, June 30). 4 Cara Menjaga Ketersediaan Air Bersih - khoiri.com. https://www.khoiri.com/2020/06/cara-menjaga-ketersediaan-air-bersih.html

Muhari, H. (2021, September 15). Ini 7 Faktor yang Menyebabkan Krisis Air Bersih - telisik.id. Telisik. https://telisik.id/news/ini-7-faktor-yang-menyebabkan-krisis-air-bersih

Putri, A. (2017, September 4). Disebabkan takde air kat rumah, lelaki ni terpaksa berpoligami? | SOSCILI. https://soscili.my/lelaki-india-hindu-poligami-kahwin-tiga-masalah-air/

https://www.instagram.com/tv/CcC_9akg99G/?utm_source=ig_web_copy_link

https://www.instagram.com/tv/CbZsCrHAZ-V/?utm_source=ig_web_copy_link

https://www.instagram.com/tv/Ca1oCmkAoFB/?utm_source=ig_web_copy_link

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Energi Bersih dan Terjangkau (Affordable and Clean Energy), Sustainable Development Goals Poin 7

Penjabaran Tujuan Keempat Sustainable Development Goals (SDGs) "Pendidikan Berkualitas" atau "Quality Education"

Penjabaran Tujuan Ketiga Sustainable Development Goals (SDGs) "Kehidupan Sehat dan Sejahtera" atau "Good Health dan Well-Being"